Swike: Chinese Food yang Tidak Diperbolehkan untuk Muslim

Halo, Sobat Momasa! Ada yang sudah tahu apa itu Swike? Swike atau Swikee adalah Masakan Tionghoa yang terbuat dari paha kodok. Hidangan ini dapat ditemukan dalam bentuk sup, digoreng kering, atau ditumis. Aslinya hidangan ini berasal dari pengaruh masakan Tionghoa yang masuk ke Indonesia.

Namun, bagi umat Islam, Swike perlu dihindari karena tidak memenuhi persyaratan kehalalan dalam agama Islam. Mengapa demikian? 

1. Larangan dalam Al-Quran dan Hadis

Pertama, alasan utama mengapa Muslim dilarang mengonsumsi katak dapat ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis. Al-Quran menyebutkan larangan mengonsumsi segala sesuatu yang “mayit,” yang dapat diartikan sebagai segala yang mati tanpa disembelih dengan benar sesuai prosedur syariat Islam. Hal ini berbeda dengan memakan bangkai ikan karena ikan tidak memiliki pembuluh darah yang menyebabkan mengendapnya darah apabila organ tubuhnya tak berfungsi. 

Selain Al-Quran, Hadis juga mencatat larangan mengonsumsi katak. Beberapa Hadis menekankan bahwa katak adalah haram, dan Nabi Muhammad SAW sendiri telah melarang umat Islam untuk memakannya karena katak adalah salah satu hewan yang haram untuk dibunuh.

2. Sumber Bahan Baku

Salah satu alasan utama mengapa swike tidak boleh dikonsumsi oleh Muslim adalah sumber bahan bakunya. Swike terbuat dari daging katak, yang bukanlah hewan halal dalam Islam. Hewan-hewan yang halal dalam Islam adalah hewan yang disembelih sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh syariah, seperti daging sapi, ayam, kambing, atau ikan yang disembelih dengan benar oleh seorang Muslim yang kompeten.

Katak, pada dasarnya, adalah jenis hewan amfibi yang bukan merupakan hewan halal menurut aturan agama Islam. Oleh karena itu, daging katak tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh umat Muslim.

3. Pertimbangan Kesehatan

Selain aspek keagamaan, ada juga pertimbangan kesehatan yang perlu dipertimbangkan ketika membicarakan konsumsi daging katak. Daging katak dapat membawa risiko kesehatan tertentu karena katak adalah hewan yang hidup di lingkungan air dan rawa-rawa. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan terpapar berbagai mikroorganisme dan toksin yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika daging katak tidak dimasak dengan benar.

Selain itu, ada juga risiko alergi terhadap daging katak yang mungkin tidak dikenali dengan baik oleh umat Muslim. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan dan mematuhi aturan kehalalan dalam agama Islam, umat Muslim umumnya dihimbau untuk menghindari konsumsi swike atau daging katak.

4. Prinsip Kebersihan dalam Islam

Prinsip kebersihan dan kehalalan dalam Islam sangat penting dalam pemilihan dan persiapan makanan. Makanan yang halal adalah makanan yang tidak hanya diperbolehkan dalam agama, tetapi juga harus bersih dan disiapkan sesuai dengan aturan Islam. Mengingat asal-usul katak yang hidup di air dan rawa-rawa, menciptakan lingkungan yang bersih dan aman bagi daging katak bisa menjadi tantangan.

Kesimpulan

Dengan demikian, larangan mengonsumsi katak dalam Islam didasarkan pada larangan dalam Al-Quran dan Hadis, pertimbangan kesehatan, dan prinsip kebersihan dalam ajaran agama. Ini adalah salah satu contoh bagaimana keyakinan keagamaan dapat mempengaruhi pilihan makanan dan gaya hidup sehari-hari dalam Islam.

(https://www.instagram.com/its.chelsy/)