Stop Normalisasi Haram Pada Makanan!

Halo, Sobat Momasa! Makanan bukan sekadar kebutuhan fisik; itu juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan agama yang mendalam. Konsep makanan halal, yang mengacu pada jenis makanan yang diizinkan dalam agama atau budaya tertentu, telah menjadi bagian integral dari kehidupan banyak masyarakat di seluruh dunia. Meskipun makanan halal diterapkan secara ketat dalam beberapa agama dan budaya, kita sering mendengar tentang istilah “normalisasi makanan haram.”

Definisi Normalisasi Makanan Haram

Normalisasi makanan haram adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses di mana makanan yang dianggap haram atau dilarang oleh agama atau budaya tertentu menjadi semakin diterima atau umum dalam masyarakat. Dalam hal ini, “haram” mengacu pada makanan yang melanggar prinsip-prinsip makanan halal. Normalisasi ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti:

a. Globalisasi: Perdagangan internasional dan pertukaran budaya telah memudahkan akses ke makanan dari seluruh dunia, yang mungkin tidak selalu mematuhi prinsip-prinsip makanan halal dalam budaya setempat.

b. Tren Makanan: Tren makanan yang berkembang pesat, seperti makanan cepat saji atau makanan eksotis, seringkali tidak memperhatikan ketentuan halal. Contohnya sushi, ramen, fish and chips, yang kita pikir halal dan mereka sudah self-claim kehalalan namun di dalamnya terdapat kandungan mirin, beer, dan sebagainya.

c. Ketidakpahaman: Sebagian besar masyarakat mungkin tidak sepenuhnya memahami implikasi dari makanan haram dan dapat mengonsumsinya tanpa menyadari pelanggarannya.

Dampak Normalisasi Makanan Haram

Normalisasi makanan haram memiliki dampak yang signifikan:

a. Kesehatan: Konsumsi makanan haram dapat membahayakan kesehatan, seperti menyebabkan penyakit terkait makanan atau alergi.

b. Kesehatan Spiritual: Memakan makanan haram dapat merusak kesehatan spiritual individu dan hubungan mereka dengan keyakinan agama mereka.

c. Kerusakan Budaya dan Agama: Normalisasi makanan haram dapat mengaburkan batasan-batasan budaya dan menghancurkan nilai-nilai yang telah dijunjung tinggi dalam agama dan budaya tertentu.

Menghentikan Normalisasi Makanan Haram

Untuk menghentikan normalisasi makanan haram, berbagai tindakan dapat diambil:

a. Pendidikan dan Kesadaran: Masyarakat perlu diberi pendidikan tentang prinsip-prinsip makanan halal dan risikonya.

b. Regulasi yang Ketat: Pemerintah perlu menerapkan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa makanan yang dijual di pasar memenuhi standar halal yang ditetapkan.

c. Labeling yang Jelas: Produsen makanan harus memberikan label yang jelas tentang status halal produk mereka.

d. Kerja Sama Antarbudaya: Kerja sama antarbudaya dapat membantu meningkatkan pemahaman dan menghentikan normalisasi makanan haram.

Kesimpulan

Menghentikan normalisasi makanan haram adalah langkah yang penting untuk menjaga kesucian makanan, kesehatan gizi, dan nilai-nilai budaya serta agama. Dengan edukasi yang tepat, regulasi yang ketat, label yang jelas, dan kerja sama komunitas, kita dapat memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip makanan halal yang telah ditetapkan dalam budaya dan agama kita. Dan yang harus selalu kita ingat, Muslim tidak boleh terbiasa dengan makanan haram, ya, Sobat Momasa. 
(https://www.instagram.com/dianwidayanti/)