Mengurai Makna ‘No Pork No Lard’ di Restoran Ramen

Siapa di sini yang hobi makan ramen? 🍜

Bagi penggemar makanan Jepang, ramen pasti menjadi salah satu menu favorit. Tapi, buat Sobat Momasa, terutama yang selalu menjaga asupan halal, ada satu hal nih yang perlu diperhatikan ketika berkunjung ke restoran ramen.

Pernah nggak sih Sobat Momasa melihat plang atau stiker di restoran yang bertuliskan “No Pork No Lard”? Banyak yang mengira bahwa dengan adanya label tersebut, ramen yang disajikan sudah pasti halal. Eits, tunggu dulu! Padahal ada beberapa yang perlu kita garis bawahi nih.

1. Kuah Ramen yang Nikmat

Salah satu daya tarik utama dari ramen adalah kuahnya yang gurih. Di banyak restoran, kuah ramen biasanya berasal dari Tonkotsu, kaldu yang dibuat dari tulang babi yang direbus berjam-jam. Selain itu, ada juga Miso & Shoyu. Walaupun keduanya terkenal sebagai bumbu dapur Jepang, banyak varian yang beredar di Jepang ternyata mengandung alkohol.

2. Telur Rendam yang Menggoda

Telur dalam ramen bukanlah telur biasa. Biasanya, telur ini direndam dalam shoyu hingga memiliki rasa yang khas dan gurih. Namun, jika shoyu yang digunakan mengandung alkohol, tentu telur rendam tersebut tidak bisa disebut halal.

3. Topping Daging yang Menggugah Selera

Salah satu daya tarik lain dari ramen adalah topping dagingnya yang lezat. Meskipun ada yang menggunakan daging sapi atau ayam, kita tetap harus berhati-hati. Sebab, bisa jadi daging tersebut diproses dengan bahan-bahan seperti mirin atau shoyu beralkohol.

4. Bahan Masak Khas Jepang

Ada beberapa bahan khas masakan Jepang yang seringkali menjadi titik kritis dalam masalah halal-haram, antara lain:

Mirin: Mirin hampir mirip dengan sake namun memiliki rasa yang lebih manis.

Sake: Ini adalah minuman beralkohol khas Jepang yang terbuat dari beras.

Shoyu Beralkohol: Shoyu adalah kecap kedelai. Namun, banyak yang mengandung alkohol.

Vinegar Beralkohol: Cuka yang terbuat dari proses fermentasi yang menghasilkan alkohol.

Arak Masak: Digunakan untuk memberikan rasa dan aroma khas.

Kesimpulan

Jadi, buat Sobat Momasa, jangan sampai terjebak dengan klaim “No Pork No Lard” ya. Meskipun restoran tidak menggunakan daging babi dan minyaknya, belum tentu semua bahan yang digunakan adalah halal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan bertanya lebih lanjut kepada pihak restoran tentang bahan-bahan yang digunakan.

Halal itu memang luas, jadi selalu pastikan bahwa apa yang kita konsumsi benar-benar bebas dari bahan yang tidak halal. Sebagai konsumen, kita punya hak untuk tahu dan memilih apa yang terbaik untuk kita. Jadi, selalu waspada dan jangan lupa berdoa sebelum makan, ya!

(https://www.instagram.com/dianwidayanti)