Marus: Sebuah Fenomena Makanan Haram di Beberapa Daerah
Sobat Momasa, sudah tahu bukan bahwa kuliner kita sangat beragam dari berbagai daerah?
Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki sajian khas yang memikat hati. Namun, bagi para Muslim, kewaspadaan dalam memilih makanan tetap menjadi hal yang esensial. Salah satu hal yang belakangan menjadi sorotan adalah keberadaan ‘marus’, makanan yang ternyata haram dikonsumsi tetapi masih bisa ditemukan di beberapa daerah.
Apa itu Marus?
Marus adalah darah yang dimasak tapi sebelumnya dibekukan dan dikukus, dikenal juga dengan beberapa sebutan lain seperti ‘dideh’ atau ‘siren’, adalah makanan yang berasal dari darah babi, ayam, sapi, dan sebagainya. Bagi umat Islam, konsumsi marus merupakan sesuatu yang dilarang atau diharamkan. Namun, fakta menunjukkan bahwa keberadaan marus masih bisa ditemui di beberapa tempat makan di area Semarang, Jogja, dan Surabaya.
Penemuan Marus di Beberapa Daerah
Marus dikonsumsi oleh beberapa masyarakat non-Muslim sebagai bagian dari tradisi kuliner lokal. Akan tetapi, hal yang cukup mengagetkan adalah keberadaan marus di tempat-tempat makan yang umumnya menyajikan makanan halal. Salah satu penggiat halal bahkan menemukan marus dijual sebagai baceman di tempat menjual pecel di pasar area Solo. Keberadaannya juga ditemukan di angkringan Jogja dan Gilo-Gilo Semarang. Bahkan, ada warung soto dan warung yang menjual ayam goreng yang menggunakan marus sebagai salah satu sajian.
Potensi Kontaminasi
Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah kontaminasi. Bayangkan jika marus digoreng dengan minyak yang sama dengan gorengan ayam. Bagi konsumen Muslim yang tidak mengetahui, hal ini tentu bisa menjadi masalah besar. Kontaminasi tidak hanya terjadi pada level rasa, tetapi juga pada level kehalalan makanan.
Kesimpulan
Kewaspadaan dalam memilih makanan memang harus selalu diutamakan. Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, keberagaman budaya dan tradisi membuat variasi makanan sangat luas. Sebagai konsumen, tugas kita adalah untuk selalu memastikan kehalalan dari apa yang kita konsumsi. Jika perlu, jangan ragu untuk bertanya kepada penjual atau pemilik warung tentang bahan-bahan yang digunakan dalam masakan yang mereka sajikan. Ingat, dalam hal konsumsi makanan, lebih baik mencegah daripada menyesal di kemudian hari.
(https://www.instagram.com/anca.id)
(foto: Getty Images/iStockphoto)