STOP! Jangan “Click Back” atau “Skip” Persoalan Serius yang Satu Ini
Pernah baca sebuah tulisan No Pork, No Lard di sebuah tempat makan?
Berbicara tentang makanan tanpa pork dan lard, banyak dari kita mungkin langsung berpikir “Pasti halal!” Tapi, realitanya tidak sesederhana itu. Menjadi penting bagi kita untuk mengerti bahwa “No Pork, No Lard” hanyalah satu aspek dari konsep makanan halal.
Mengapa “No Pork, No Lard” Bukan Berarti Halal?
Karena Pork dan Lard (lemak babi) adalah dua komponen yang jelas dilarang dalam hukum Islam. Namun, hukum halal mencakup lebih dari sekadar pantangan daging babi. Ada banyak faktor lain yang perlu diperhatikan, termasuk cara penyembelihan hewan, jenis hewan yang diperbolehkan, bahkan cara pengolahan dan penyimpanannya.
Sebagai contoh, seekor sapi mungkin tidak mengandung pork atau lard, namun bila tidak disembelih dengan cara yang benar sesuai dengan syariat Islam, dagingnya tetap dianggap tidak halal.
Jadi, Kesadaran Konsumen Adalah Kunci!
Yes, benar. Kita sebagai konsumen harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi di luaran rumah tetap 100% halal. Tidak bergantung pada label No Pork, No Lard. Karena faktanya, sertifikasi halal tidak bisa hanya dikantongi satu saja jika merek tersebut memiliki beberapa cabang. Artinya, sertifikasi halal harus dimiliki di setiap cabang. Lantas, kita sebagai konsumen pun boleh loh bertanya langsung kepada penjual atau produsen mengenai status halal dari makanan tersebut.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara “No Pork, No Lard” dan “Halal” adalah langkah penting bagi konsumen untuk membuat keputusan yang tepat saat memilih makanan. Walaupun kedengarannya mirip, keduanya memiliki makna dan standar yang berbeda. Mari kita jadi konsumen yang cerdas dengan selalu memeriksa, mempertanyakan, dan menghargai proses di balik setiap piringan makanan kita.
Silakan kunjungi blog berikutnya untuk dapatkan informasi penting yang mengedukasi. Selamat menjelajah dan selamat makan!