Menu Halal di Resto dengan Menu Non-Halal: Tetep Makan atau Cabut dari Resto?

Pertumbuhan bisnis kuliner memang luar biasa, dari kafe kecil hingga restoran mewah, semuanya menawarkan berbagai macam menu untuk menarik selera kita. Di antara ragam menu tersebut, ada beberapa resto yang menawarkan menu non-halal, tapi juga memiliki menu halal di daftar makannya. Dalam kondisi seperti ini, kita seringkali dihadapkan pada dilema: “Boleh nggak ya pesan menu halalnya aja?” Sejujurnya, ini adalah pertanyaan yang tricky.

Berpijak pada kenyataan, memilih makanan itu ibarat memilih teman. Kita harus berhati-hati, karena apa yang kita makan berpengaruh besar terhadap kesehatan rohani dan jasmani kita.

Bilang boleh mungkin memang gampang, tapi apa kita yakin 100% dengan kehalalannya? Apa kita yakin alat masak yang dipakai untuk menu halal dan non-halal benar-benar terpisah? Bilang tidak boleh juga sulit, karena kita memang tidak melihat proses di dapur dan tidak ingin terkesan judgemental.

Lantas, Apa Solusinya?

Banyak pilihan lain yang jelas kehalalannya. Dunia kuliner kita sekarang sangat beragam. Banyak loh resto atau cafe yang jelas menyediakan menu halal dan bahkan ada sertifikasinya. Jadi, kalau memang ada keraguan di hati, kenapa nggak pilih tempat yang jelas kehalalannya?

Tapi, Gimana Kalau Harus Makan di Resto dengan Menu Non-Halal?

Oke, mungkin ada situasi tertentu, misalnya saat kita sedang di acara resmi atau harus makan bersama rekan kerja di tempat yang memiliki menu non-halal. Dalam situasi seperti ini, ada baiknya kita:

1. Pastikan Memesan Menu yang Halal: Ini wajib hukumnya.

2. Komunikasikan Kepada Pelayan: Beritahu pelayan bahwa Anda menginginkan makanan yang halal dan pastikan tidak ada campuran dengan bahan non-halal.

3. Gunakan Intuisi: Kadang, perasaan kita bisa menjadi panduan yang baik. Jika ada keraguan, mungkin lebih baik menghindari.

Kesimpulannya

Makan di resto dengan menu non-halal memang menjadi topik yang hangat di kalangan kita, terutama Sobat Momasa. Namun, yang terpenting adalah kejelasan dan keyakinan kita sendiri. Jika ragu, sudah pasti lebih baik menghindari. Tapi jika memang harus, pastikan kita selalu berkomunikasi dan berhati-hati.

Ingat ya, sebaik-baiknya makanan adalah yang halal dan thayyib (baik).